Wednesday, February 20, 2008

The Police Concert: February 4, 2008 (Part 1)

Hujan deras dan banjir di Jakarta, 3 hari jelang konser benar-benar mencemaskan. Bagaimana bila pesawat terhalang pada hari yang dijadwalkan? Menjadi pengamat langit, setiap saat melihat ke luar, tapi langit gelap malah balas menertawai. Kita pastikan saja kalau ini canda yang tidak lucu.

Terus berharap, bahkan nyaris berdoa, sesuatu yang sudah lama tidak dilakukan. Jadi tertawa getir sendiri, mengapa jadi hampir relijius begini?

Tidak ada yang bisa dilakukan selain merutuki sendiri keputusan yang sudah dibuat. Dadu sudah dilempar, memang. Tapi kenapa sih mau sok berhemat untuk kesempatan yang mahalangka ini? Mengapa berangkat pada hari konser digelar? Mengapa tidak 1 hari sebelumnya? Biaya hotel semalam ditanggung renteng cuma 300,000 rupiah per orang! Lain kali perhitungan biaya-manfaat memang harus memasukkan faktor non-ekonomi.

Tapi misteri alam semesta sungguh: hari keberangkatan cuaca cerah secerah-cerahnya. Tidak ada biar sedikit awan gelap menggelayut di langit. Terang! Jadinya berangkat dengan ria, percaya kalau tujuan sudah di genggaman. Wrapped around my fingers… begitu kira-kira.


Lalu tentang kawan seperjalanan. Tidak lengkap kalau tidak menceritakan mereka di sini. Percayalah, mereka bukan sekedar latar belakang cerita, sebaliknya bahkan. Merenungkan kembali setelahnya, perjalanannya sendiri sudah menjadi tujuan, alih-alih sekedar proses untuk mencapai tujuan. Dan ini semua karena ada 5 pria paruh baya menjawab “iya” pada sebuah SMS pemberitahuan: “the police konser di singapur, mau nonton nggak?”

Jadinya ini adalah tentang perjalanan 6 sekawan yang lebih dari 10 tahun lalu pernah sebangku kuliah. Dilengkapi bercandaan dan gaya gembel mahasiswa tak berduit yang pernah dilakoni dulu. Dibumbui gosip terakhir kawan-kawan seangkatan, dari nomor absen 91-001 sampai 91-7xx sekian. Ini memang jadi ziarah ke masa lalu, pas sudah dengan the police, band kenangan untuk mereka yang tumbuh di zaman emas 80an.

Sekarang menuju Indoor Stadium tempat acara berlangsung. Siapa yang terlihat di situ? Statistik tidak tersedia, namun berdasarkan pengamatan kasat mata dan pasang kuping untuk dialek Jakartaan, tampaknya 50% pengunjung adalah orang Jakarta. Reuni teman-teman kuliah lagi, teman-teman dari dunia kerja, saudara, sebutkan saja semua ada di sana.

Tambahan: daftar ABC pesohor dari yang penting sampai yang tidak penting. Penggemar sungguhankah sebagian dari mereka, pesohor yang lebih banyak terlihat di acara pesta-pesta musik elektronik? Gigi, Samsons, Padi mungkin iya. Yang lain tampaknya hanya mencari keriaan saja. Sudah jadi agenda budaya yang penting buat warga Jakarta rupanya konser ini! Biarkan sajalah, tidak ada yang bisa mengatur bagaimana orang menghabiskan uang mereka.

(bersambung)

No comments: