Monday, September 25, 2006

Parenting 101 (part 2)

Lagi-lagi, jauh sebelum anak gue lahir, gue udah mikirin apa nama yang cukup oke buat anak gue nantinya. Ada beberapa persyaratan:

(1) Nggak boleh aneh, nanti bisa diketawain temennya kalau udah gede, termasuk panggilan singkatnya. Misalnya: Jingga jadi Jing,

(2) Nggak boleh terlalu biasa juga, biar jarang ada yang nyamain. Nggak lucu kan kalau manggil sekali yang nengok 15.

(3) Jangan terlalu berbau asing, baik itu kebule-bulean (kayak nama gue), kearab-araban, dll. Nggak ada alasan khusus, cuma kepengen agak nasionalis aja.

(4) Kalau bisa agak ‘nyastra’, supaya kalau ketemu orang bisa jadi bahan obrolan.

Akhirnya memang kepikiran satu nama yang romantis berat: “Derai Cemara”. Tau kan? Ini diambil dari puisinya Chairil Anwar berikut.

Derai Derai Cemara

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

“Hidup hanya menunda kekalahan….”, yah memang rada-rada morbid sih, karena dibikin sama Chairil Anwar menjelang ajalnya. Tapi tetep, kalau nggak baca isinya, judulnya keren banget kan.


Sayangnya, tau kalau anaknya bakal laki-laki, istri gue jadi berubah pikiran. Katanya nama kayak gitu terlalu feminin. Yah, ada benernya juga, pasti gara-gara “Cemara” itu. Padahal kan dia bisa aja dipanggil “Ray”.

Akhirnya kita bersepakat untuk menggunakan nama yang gue dapet waktu baca komik Jepang kesukaan gue. Cukup unik lah. Habis itu ditambah nama belakang yang gue ambil dari bahasa Sansakerta. Kan harus dua nama supaya nggak susah waktu buat paspor nanti.

Kenapa bukan pakai nama belakang gue alasannya juga sederhana: gue kan keturunan Jawa dan sebagian besar keturunan Jawa nggak punya fam seperti orang Manado, Ambon atau Tapanuli, kecuali yang berdarah ningrat tentunya. Kakek gue namanya satu doang, bokap gue namanya nggak mengandung 'Rahardian', jadi kenapa harus memulai? (By the way, kakek gue itu adalah pegawai Deplu, gimana ya paspornya waktu itu)

Jadi buat yang akan punya anak, mungkin nama tadi bisa dipakai. Unik, keren, nasionalis, punya makna pula. Bayangin kalau dia cowok, waktu kenalan sama cewek bisa cerita tentang namanya itu: “panggil gue Ray, lengkapnya Derai Cemara. Nama gue diambil dari judul puisi yang ditulis Chairil Anwar…” Best pick up line ever, don’t you think?

Dan kalau dia cewek, cowok yang tergila-gila sama dia bisa dibayangin bakal nulis cerpen yang awalnya kayak gini: “Namanya Derai Cemara, diambil dari judul puisi Chairil Anwar, sang penulis itu. Cemara menderai sampai jauh, terasa hari akan jadi malam. Ya, derai namanya membawa anganku melayang jauh, dan jarak yang memisahkan kita membuat hariku serasa menjadi malam…” Ah!

Nama yang hebat. Kasih tau gue aja kalau nama tadi jadi dipakai…

***

5 comments:

Anonymous said...

boy...gw lagi nyari nama buat anak gw nih, rencananya sih lahirnya pas bulan puasa nanti. boleh dijadiin salah satu ide buat nama anak gw ga? ato ada ide lain ga? menurut dokter sih perempuan....
salam buat uyi ya boy!

Anonymous said...

kalo sy sih pengennya nanti punya anak namanya "BEAUTY" selain artinya cantik juga gabungan nama antara saya dan mantan pacar saya he...he.tapi masih bingung nama keduanya apa!!!!! ada ide ga????????

boyke rahardian said...

Ann: sori baru ke sini lagi. Denger-denger udah nongol ya? Selamat ya.

Anon: yang pasti jangan andthebeast ya... he he garing ya.

Anonymous said...

Boy..Insya Allah anak gue lahir April tahun depan..berhubung usia kandungannya baru 4 bulan, belum tahu laki atau perempuan. Selain Derai Cemara, ada lainnya gak?

Anonymous said...

throwyourarms.blogspot.com is very informative. The article is very professionally written. I enjoy reading throwyourarms.blogspot.com every day.
payday advances
canadian payday loans